Kegiatan prototype mungkin lebih dikenal dalam sebuah produk, namun sebenarnya kegiatan yang satu ini juga sangat bisa diterapkan ketika akan mendesain sebuah website. Prototype sendiri adalah hal pertama dari produk yang digunakan untuk men-testing konsep atau ide dari produk tersebut.
Membuat prototype website, berupa mockup atau demo yang akan terlihat seperti sebuah situs web saat ditayangkan. Prototype website bisa berbentuk apa saja, sketsa kertas hingga prototype bentuk HTML yang dapat di klik layaknya website sungguhan.
Biasanya banyak orang menerapkan prototype website berbentuk prototype interaktif dari beberapa jenis prototype yang memungkinkan user menavigasi dari halaman ke halaman dengan menggunakan funsionalitas menu pada website tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan ketika membuat prototype website adalah tahapan prototype itu sendiri, diantaranya:
Pengumpulan Kebutuhan
Dalam tahap yang satu ini, seorang developer bersama pelanggan melakukan kerjasama guna mendefinisikan format dari keseluruhan perangkat lunak, identifikasi seluruh kebutuhan, serta membuat garis besar sistem yang nantinya akan dibuat.
Membangun Prototype
Pada tahapan ini, developer akan mulai membangun prototyping, caranya dengan membuat rancangan sementara. Rancangan yang dimaksud masih dalam fokus penyajian kepada pelanggan, seperti membuat input serta format output.
Prototyping merupakan proses dari pengembangan aplikasi dasar. Melakukan tahap prototyping dapat membantu menggambarkan ide pada produk dan menjadikan media komunikasi kepada user.
Evaluasi Prototype
Kegiatan selanjutnya dalam langkah membuat prototype website adalah melakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan, apakah prototyping yang telah dibangun sudah sesuai keinginan atau belum. Jika sudah sesuai, maka langsung ke langkah selanjutnya, Namun jika perlu direvisi, maka harus mengulang langkah 1 sampai 3.
Pengkodean Sistem
Pada tahapan yang satu ini, prototyping yang dilakukan sudah sesuai dan disepakati. prototyping yang telah disepakati kemudian akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
Baca juga: Cara membuat prototype interaktif untuk mobile apps
Menguji Sistem
Setelah selesai dikerjakan, dalam hal ini sistem telah menjadi sebuah perangkat lunak yang siap digunakan, maka perlu dilakukan pengujian. Untuk kegiatan pengujian bisa dilakukan dengan menggunakan white box, black box, pengujian arsitektur, basis path, dan lainnya.
Evaluasi Sistem
Kegiatan evaluasi dilakukan oleh pelanggan, yakni apakah sistem sudah sesuai dengan harapan. Jika sudah sesuai, maka proses masuk pada langkah selanjutnya. Jika tidak, maka harus mengulangi langkah 4 dan 5.
Baca juga: Yuk kenali konsep membuat desain prototype
Menggunakan Sistem
Jika kegiatan prototyping telah selesai dilakukan dan pelanggang sudah merasa puas, maka produk yang dihasilkan bisa langsung siap digunakan.
Dalam membuat prototype website, kegiatan prototype-nya sama saja dengan pembuatan produk hanya saja dalam basis digital. Ada 3 pendekatan utama yang wajib diketahui dalam kegiatan prototyping, yakni throw-away (prototype dibuat dan di tes), incremental (produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah), dan evolutionary (prototype tidak dibuang, melainkan akan digunakan kembali sebagai literasi desain berikutnya).