Selama ini ada banyak warna yang pernah kita lihat. Warna-warna primer seperti merah, kuning dan biru bisa menjadi beberapa warna yang paling sering kita lihat. Faktanya warna-warna tersebut hanya sebagian kecil dari warna yang ada. Lebih dari 1 juta warna dapat kita miliki dengan memadukan warna yang satu dengan wana yang lainnya. Sayangnya, tidak semua warna mampu dikenali oleh mata kita. Biasanya karena warna-warna yang saling menyerupai. Namun di era digital ini warna dalam desain bisa dinikmati secara lebih spesifik.
Jenis-jenis warna
Warna dalam desain grafis yang beragam terkadang membingungkan. Agar lebih mudah dalam menentukan warna sesuai kebutuhan, warna-warna tersebut disajikan dalam 4 kelompok warna yang dikenal dengan teori Brewster yang dikemukakan pada tahun 1831. Berikut 4 kelompok warna menurut teori Brewster. Teori Brewster ini nantinya menjadi pondasi munculnya lingkaran Browster yang akan membagi warna secara lebih rinci dan luas.
Warna Primer
Warna primer merupakan warna utama yang terbentuk dengan sendirinya tanpa memerlukan percampuran dari warn-warna lainnya. Warna primer inilah yan nantinya menjadi cikal-bakal dari warna-warna lainnya. Contoh warna primer seperti merah, kuning dan biru.
Warna Sekunder
Warna primer nantinya menjadi bahan dasar warna lainnya. Warna sekunder sendiri dihasilkan oleh percampuran dengan proporsi 1 banding 1 warna primer. Warna biru dan kuning menghasilkan warna hijau. Biru dan merah menghasilkan warna ungu, merah dan kuning menghasilkan warna jingga.
Warna Tersier
Warna tersier merupakan warna yang didapatkan oleh warna primer dengan warna sekunder. Warna tersier ini tentunya lebih beragam dari dua warna sebelumnya. Disini kita akan mulai mengenal warna coklat, jingga dan lainnya.
Ketiga kelompok warna sebelumnya bisa dianggap sebagai warna yang masih sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Warna-warna ini kemudian dimasukkan dalam jenis lainnya yang lebih luas.
- Netral – warna yang dihasilkan dari proporsi 1:1:1 percampuran 3 warna primer yang akan menyeimbangkan warna kontras yang mungkin muncul. Netral ini akan menghasilkan warna hitam.
- Komplementer – dalam diagram warna, masing-masing warna yang terletak bersebrangan 1800 akan menghasilkan hubungan kontras yang kuat seperti jingga dan biru, kuning dengan ungu dan merah dengan hijau.
- Split Komplementer – warna yang juga sedikit bersebrangan 1800. Ini yang terjadi diantara warna hijau kebiruan dengan warna jingga.
- Triad Komplementer – merupakan warna-warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 600 yaitu jingga, ungu dan hijau.
- Tetrad Komplementer – warna ini disebut dengan double komplementer yang berada dalam bangun segi empat dalam sudut 900, yaitu merah, jingga, hijau dan biru.
- Monokromatik – warna ini terdiri atas beberapa warna yang bersumber dari satu warna dengan nilai dan intensitas yang berbeda, seperti misalnya warna biru yang jika dipadukan dengan warna biru yang intensitasnya berbeda akan menghasilkan warna yang lebih harmonis.
- Polikromatik – hasil percampuran warna putih atau hitam dengan warna sekunder. Warna ungu yang di campur dengan hitam putih akan menjadi ungu terang atau ungu gelap. Jingga yang dicampur dengan hitam putih akan menghasilkan jingga terang dan jingga gelap. Hijau dicampur hitam putih menghasilkan hijau terang dan hijau gelap.
- Analogus – warna ini merupakan kombinasi dari warna terdekat seperti merah yang terlihat selaras dengan warna jingga atau warna jingga yang serasi berdampingan dengan kuning.